Menuntut ilmu sepanjang hayat 

Raid kini duduk di kelas empat SD. Suatu sore, Raid baru saja selesai mengulangi pelajaran dan mengerjakan tugas-tugas sekolahnya. “ah capek, udah dulu ah belajarnya” dia kemudian lari menghampiri ayahnya yang sedang asyik berkebun. Tiba di samping ayahnya, “Abah, Raid udah dulu belajarnya,” kata Raid. “iya...,nanti lanjutkan lagi ya” jawab ayahnya singkat. 

“Abah, mengapa Raid harus belajar banyak pelajaran. Raid kan sukanya Matematika. Kenapa Raid harus belajar IPS, Bahasa, IPA dan banyak pelajaran lagi?” tanya Raid kepada ayahnya. 

Ayahnya mengerutkan keningnya, mencari ide untuk menjawab pertanyaan Raid. 

Beberapa saat kemudian … “Raid suka kan kalau Abah pulang tugas dari luar kota membawa harta karun —oleh-oleh mainan untuk Raid?” tanya ayahnya. “suka,” jawab Raid. 

“Coba Raid ingat gak, Abah pernah bawa apa saja untuk Raid?”, tanya ayahnya lagi. “humm… Abah pernah bawakan Raid mobil-mobilan, terus mainan pesawat terbang, terus puzzle, terus mainan kereta-kereta apian…,” jawab Raid sambil mengingat semua mainannya. 

“Nah, sekarang apa yang Raid paling suka dari mainanmainan Raid itu?” tanya ayahnya lagi. “mainan kereta sama relnya. Kereta kan bagus, panjang, ada gerbongnya, bisa mengangkut orang dan barang banyak, terus gak macet lagi” jawab Raid panjang lebar, memberikan kesan bahwa Raid betul-betul suka kereta api. 

“Oh gitu,.? Raid tahu gak, apa yang Raid paling suka, sebelum Abah bawa mainan kereta-kereta apian untuk Raid ?” lanjut ayahnya. “nggaak,” jawab Raid. 

“Nah, untuk itulah mengapa Raid harus belajar banyak, pelajaran sekarang. Raid harus belajar banyak sekarang, untuk menemukan harta karun atau kekayaan ilmu yang betul-betul Raid sukai, berguna untuk hidup Raid dan sesuai dengan citacita Raid. Sekarang kan Raid gak tahu harta karun Raid ada di mana. Mungkin saja ada di matematika, mungkin juga ada di IPA atau di ilmu Bahasa.” Kata ayahnya. 

“Oh gitu, jadi Raid harus belajar banyak pelajaran untuk mencari harta karun Raid ya Abah..” Kata Raid, mencoba memahami perkataan ayahnya. [FH] 


Indonesian Education Promoting Foundation

Fadilah Hasim dan Yanti Herlanti