Kejujuran itu harus tertanam dalam sanubari 

Ratusan domba berbulu putih memadati sebuah padang rumput. Padang rumput pun laksana bukit salju. Seorang anak tampak asyik membaca sambil meniup serulingnya. Rupanya dia adalah Sang Penggembala ratusan domba yang menutupi padang rumput itu. 

“Selamat siang!” sapa seorang laki-laki yang bertubuh kekar. Dengan sigap anak gembala berdiri dan menjawab salam, “Selamat siang!”. 

“Ini semua domba punya mu?” tanya si Lelaki kekar. “Bukan, tuan! Ini domba majikan saya, saya hanya bertugas menggembalakannya saja!” jawab Si Anak Gembala. 

“Banyak juga dombanya, kamu tahu berapa jumlahnya?” tanya Si Lelaki kekar. Anak gembala itu menggelengkan kepalanya. “Majikanmu selalu menghitung domba-domba yang kamu gembalakan?” tanya Si Lelaki kekar itu lagi. Anak gembala pun menggelengkan kepalanya lagi. 

“Boleh aku beli satu ekor dombamu? Kita makan domba guling di sini, pasti enak” kata Si Lelaki kekar. “Maaf tuan, saya tidak berhak menjualnya pada tuan. Silahkan hubungi Majikan saya” kata Si Anak Gembala. 

“Kalau begitu, di mana rumah majikanmu?” tanya Si Lelaki kekar. Anak gembala itu mengambil batu dan menggambarkan letak rumah majikannya di atas tanah. “Wah, jauh sekali. Bagaimana kalau aku membeli dari kamu saja, toh majikanmu juga tidak akan tahu satu dombanya hilang, bukankah majikanmu tak pernah menghitungnya?” pinta Si Lelaki kekar. “Tuan, memang majikan saya tidak pernah menghitungnya, dan ia tidak akan tahu dombanya hilang satu. Tetapi Tuhan majikan saya pasti tahu. Saya lebih takut pada Tuhan dari pada majikan saya” kata Si Anak Gembala. 

Si Lelaki Kekar meneteskan air mata, terharu pada kejujuran Si Anak Gembala. Kejujuran berdasarkan keyakinan bahwa Tuhan Maha Melihat. 

Tuhan yang telah menciptakan alam raya dan mahluk hidup di dalamnya, juga akan menjadi Hakim di hari akhir kelak. Pada hari akhir, semua perbuatan kita di dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapanNya. Oleh karena itu sepantasnyalah jika hanya Tuhan yang ditakuti manusia. Kejujuran Si Anak Gembala yang lahir dari ketakutan pada Tuhan adalah kejujuran hakiki tertanam dalam hati sanubari. [YH] 

Teman-teman, coba bayangkan, "Andaikan semua orang menerapkan kejujuran seperti anak gembala. Ia berbuat jujur karena takut pada Tuhan.” Maka mungkin kita tidak perlu lagi badan-badan pengawasan manusia. Karena semua orang sudah merasa diawasi oleh Tuhan.


Indonesian Education Promoting Foundation

Fadilah Hasim dan Yanti Herlanti