Kegigihan Burung Kutilang
Induk kutilang merasa gembira anak-anaknya sudah menetas semua. “Ehm..., sayap kirimu lebih kecil dibandingkan sayap kananmu,” kata induk kutilang pada anak bungsunya yang baru menetas.
Suatu hari, tibalah saatnya untuk induk kutilang mengajarkan anak-anaknya terbang. Hanya beberapa jam saja, anak-anak burung itu sudah bisa terbang, kecuali Si Bungsu. Dengan sabar Sang Induk mengajari Si Bungsu terbang. Si Bungsu pun dengan sabar terus berlatih. Seminggu, dua minggu berlalu. Si Bungsu belum dapat terbang. Tak terasa waktu berjalan terus, hingga sampailah sebulan. Tetapi Si Bungsu belum dapat terbang juga. Kakak kakaknya mulai mengejeknya, “Jika kamu tidak bisa terbang, lebih baik kamu menjadi seekor ayam saja!”
“Anak bungsumu tak mungkin bisa terbang,” begitu kata para tetangganya. Ejekan kakak dan tetangganya tidak membuat kecewa si Bungsu, malah ia bertambah semangat untuk terus berlatih. “Suatu saat, aku akan bisa terbang seperti kalian, bahkan aku akan terbang tinggi sekali melampaui kalian,” tekad Si Bungsu. Ia yakin, “Tuhan telah menjadikan aku bangsa burung kutilang. Berarti aku bisa terbang tinggi,”.
Pada bulan ke tiga, akhirnya Si Bungsu Kutilang sudah bisa terbang. Setiap hari dia rajin mengepakkan sayapnya terbang dari satu pohon ke pohon lain.
Betapa senang induknya melihat perkembangan ini. Si Bungsu pun lebih bersemangat untuk melatih otot-otot sayapnya. Kakak-kakak kutilang bersorak ketika mengetahui bahwa kini Si Bungsu bisa terbang melampaui ketinggian terbang mereka. Para tetangga pun geger mendengar kabar bahwa Si Bungsu bisa terbang setinggi 1.600 meter dari permukaan laut, suatu jangkauan tertinggi bagi bangsa burung kutilang. Tidak hanya itu saja, Si Bungsu pun mendapat predikat “Sang Jet” karena kecepatan terbang sangat cepat dibandingkan burung kutilang lainnya. [YH]
Teman-teman, Pada diri setiap insan ada kelebihan dan kelemahan. Kelemahan yang ada pada diri kita bukan untuk disesali apa lagi menjadi sumber putus asa. Dari cerita kegigihan Si Bungsu Kutilang, kita yakin bahwa usaha dan kerja keras akan mangatasi kelemahan kita52 kakaknya mulai mengejeknya, “Jika kamu tidak bisa terbang, lebih baik kamu menjadi seekor ayam saja!”
“Anak bungsumu tak mungkin bisa terbang,” begitu kata para tetangganya. Ejekan kakak dan tetangganya tidak membuat kecewa si Bungsu, malah ia bertambah semangat untuk terus berlatih. “Suatu saat, aku akan bisa terbang seperti kalian, bahkan aku akan terbang tinggi sekali melampaui kalian,” tekad Si Bungsu. Ia yakin, “Tuhan telah menjadikan aku bangsa burung kutilang. Berarti aku bisa terbang tinggi,”.
Pada bulan ke tiga, akhirnya Si Bungsu Kutilang sudah bisa terbang. Setiap hari dia rajin mengepakkan sayapnya terbang dari satu pohon ke pohon lain.
Betapa senang induknya melihat perkembangan ini. Si Bungsu pun lebih bersemangat untuk melatih otot-otot sayapnya. Kakak-kakak kutilang bersorak ketika mengetahui bahwa kini Si Bungsu bisa terbang melampaui ketinggian terbang mereka. Para tetangga pun geger mendengar kabar bahwa Si Bungsu bisa terbang setinggi 1.600 meter dari permukaan laut, suatu jangkauan tertinggi bagi bangsa burung kutilang. Tidak hanya itu saja, Si Bungsu pun mendapat predikat “Sang Jet” karena kecepatan terbang sangat cepat dibandingkan burung kutilang lainnya. [YH]
Teman-teman, Pada diri setiap insan ada kelebihan dan kelemahan. Kelemahan yang ada pada diri kita bukan untuk disesali apa lagi menjadi sumber putus asa. Dari cerita kegigihan Si Bungsu Kutilang, kita yakin bahwa usaha dan kerja keras akan mangatasi kelemahan kita
Indonesian Education Promoting Foundation
Fadilah Hasim dan Yanti Herlanti

