Mari kita semai kebajikan mulai dari diri kita!

Pada suatu zaman, ada satu kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja bernama Malik. Suatu hari Raja Malik menyuruh para pekerja istana menggali tanah untuk membuat suatu kolam. Para pekerja dengan penuh semangat menggali tanah, sehingga dalam beberapa hari jadilah kolam itu. Kemudian raja mengumpulkan rakyatnya dan membuat pengumuman. Wahai rakyatku, para pekerjaku telah menggali tanah untuk  membuat kolam. Aku ingin kita memiliki sebuah kolam susu untuk kerajaan kita. Oleh karena itu aku ingin setiap orang menyumbangkan segelas susu nanti malam, sehingga kolam tersebut akan penuh dengan susu besok pagi”

Setelah mendengar pengumuman itu, setiap orang pulang ke rumahnya masing-masing. Pada malam harinya, Pak Cupat salah seorang rakyat mulai mengambil sebuah gelas untuk mempersiapkan susu sesuai perintah raja. Tetapi Pak Cupat berpikir, ”Karena semua akan menuangkan susu, aku akan tuangkan air saja ah, malam kan gelap, gak bakalan ada yang tahu.” Berjalanlah Pak Cupat ke arah kolam, menuangkan segelas air dan cepat-cepat pulang.

Pada pagi harinya, raja datang untuk melihat kolam susu tersebut. Raja sangat terkejut karena yang dilihatnya bukanlah kolam susu, melainkan satu kolam yang penuh dengan air.

Apa yang telah terjadi?

Rupanya setiap orang berpikiran sama seperti Pak Cupat. “Aku tidak perlu menuangkan susu, karena tidak ada orang yang melihat dan biarlah orang lain yang melakukannya.[FH]

Teman-teman, kalau “kolam susu” di atas kita ganti dengan “menjaga kebersihan, menjaga kedamaian” atau bahkan “membangun bangsa,” apa yang akan terjadi apabila kita seperti Pak Cupat.

Mari kita mulai dari diri kita. Karena jika kita tidak melakukankannya, tidak akan ada orang lain yang melakukannya. Jangan mengharapkan orang untuk berbuat. Tapi mulailah berbuat dari diri kita


Indonesian Education Promoting Foundation

Fadilah Hasim dan Yanti Herlanti